Kalimat tersebut terkesan agak janggal terdengar di telinga. Tetapi sebenarnya kalimat tersebut tidaklah berlebihan. Menulis dengan suara, artinya menyampaikan pesan kalimat-kalimat dalam bentuk suara atau audio.
Cekgu Rizal
Secara alamiah, manusia sejak masih dalam kandungan ternyata sudah memiliki kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik. Kemampuan mendengar inilah yang kemudian menjadi pintu gerbang bagi tumbuh kembang kemampuan berkomunikasi pada tahapan berikutnya. Pesan-pesan suara yang terdengar, terekam dengan sangat baik di alam bawah sadar manusia. Selanjutnya untaian-untaian data dan informasi inilah yang tersusun menjadi memori membentuk berbagai kemampuan baik motorik maupun kemampuan kognitif atau kemampuan intelektual.

Seorang anak, ternyata memiliki kemampuan mendengar dan merekam yang sangat luar biasa. Kemampuan ini bahkan diatas rata-rata kemampuan orang dewasa. Sederhananya begini, cobalah kita buat percobaan sederhana pada anak-anak kita dirumah. Cobalah kita berbincang atau memperdengarkan sesuatu disamping anak yang sedang asyik bermain dengan mainannya. Walaupun dalam posisi terlihat dia tidak memperhatikan apa yang sedang kita perdengarkan, berikutnya cobalah bertanya kepada si anak terhadap sejumlah informasi apa yang sempat kita perdengarkan tadi. Kita akan sangat terpukau, ternyata si anak akan mampu menangkap banyak pesan-pesan yang bahkan dia dengarnya sambil lalu saja.
Ini adalah potensi dan peluang besar bagi seorang pendidik dan juga bagi orangtua untuk mengajarkan banyak hal lewat suara/audio. Kemampuan anak untuk belajar bahasa asing, atau menghafal AL Qur’an melalui pendekatan “diperdengarkan” atau sering dikenal dengan metode tasmi’, akan sangat optimal pada fase-fase awal tumbuh kembang anak.
Seiring perkembangan teknologi diera digital ini, pesan-pesan dalam bentuk suara tersebut bahkan bisa direkam baik secara realtime maupun diluar jaringan. Tanpa perlu alat-alat yang sangat canggih seperti studio rekaman yang profesional. Tapi semuanya bahkan dapat dilakukan langsung lewat genggaman tangan kita. Gadget atau smartphone yang kita punya sudah memiliki berbagai fitur-fitur dasar yang sangat melimpah untuk menyempaikan pesan-pesan suara kita. Mulai dari merekam audio/suara, mengedit, menambahkan suara latar, serta membagikan pesan suara kita kepada siapa saja, baik kepada seseorang secara terbatas maupun melalui berbagai paltform media sosial yang semakin banyak melimpah.
Menulis dengan Suara, artinya kita memamfaatkan sarana rekaman audio/suara untuk menyampaikan berbagai informasi, data, ilmu pengetahuan serta pesan-pesan kebaikan sebagai sarana pembelajaran untuk kemudian disebarkan secara lebih luas. Apapun ide dan informasi yang kita sampaikan secara digital akan tersimpan dan dapat “dibacakan” ulang oleh siapa saja dengan cukup mendengarkannya saja tanpa perlu membacanya. Ayo, perbanyaklah menulis dengan suara kita. (Babel, 5 September 2021)